Jakarta, Pernahkah menemui orang yang apabila ditanya bagaimana rasa makanan jawabannya selalu enak? Orang seperti ini tentu membuat hati si pembuat masakan bahagia karena masakannya selalu dinilai enak. Pada anak gemuk, nampaknya kecenderungan ini lebih banyak ditemui.
Sebuah penelitian menemukan bahwa kemampuan anak gemuk untuk membedakan rasa pahit, manis, asin, asam, dan gurih telah tumpul. Akibatnya, hal ini dapat mendorong anak-anak obesitas untuk makan dalam jumlah yang lebih besar untuk mendapatkan sensasi rasa yang sama atau enak.
Kesimpulan ini didasarkan pada penelitian terhadap 94 orang anak dengan berat badan normal dan 99 anak penderita obesitas berusia 6 - 18 tahun. Kesemua anak dalam kondisi sehat dan tidak meminum obat apapun yang dapat mempengaruhi indera perasa dan bau.
Peserta diminta mencicipi 22 buah 'strip rasa' yang diletakkan pada lidah. Setiap strip terdiri dari berbagai rasa yang berbeda dan memiliki tingkatan atau intensitas rasa. Misalnya ada strip sangat asin, strip asin, strip agak asin dan strip sedikit asin strip. Selain memuat rasa, ada juga 2 strip yang kosong atau tidak berasa.
Semua anak diminta mengenali rasa dari masing-masing strip dan memeringkatnya sesuai dengan intensitas atau tingkatannya. Skor yang diberikan pada tes ini maksimal 20 poin, yaitu jika anak berhasil mengidentifikasi kelima jenis rasa dengan 4 intensitas rasa yang berbeda secara tepat.
Hasilnya, anak-anak wanita dan anak-anak yang lebih dewasa ternyata lebih dapat mengenali rasa dengan tepat. Secara keseluruhan, kebanyakan anak-anak mampu membedakan antara rasa manis dengan asin, tetapi kesulitan membedakan antara asin dengan asam dan antara asin dengan gurih.
Anak-anak obesitas ternyata lebih sulit untuk mengenali sensasi rasa yang berbeda. Anak-anak ini mendapat skor rata-rata sebesar 12,6 poin. Angka ini lebih rendah dibandingkan rata-rata anak dengan berat badan normal yang mencapai lebih dari 14 poin.
"Mengapa persisnya ada perbedaan persepsi rasa ini belum begitu jelas. Tetapi gen, hormon, budaya dan paparan makanan yang berbeda sejak awal kehidupan kesemuanya memainkan peran," kata para peneliti seperti dilansir MyHealthNewsDaily.com, Kamis (11/10/2012).
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa meningkatnya kepekaan terhadap sensasi rasa yang berbeda dapat membantu anak mengurangi porsi makanan yang dimakan karena jumlah rasa yang diperlukan agar makanan terasa enak akan berkurang.
Yang jadi pertanyaan, apakah kegemukan yang membuat anak jadi tumpul indera perasa makanannya, atau memang anak yang indera perasanya kurang sensitif tumbuh menjadi anak gemuk? Yang jelas, dari penelitian ini bisa disimpulkan bahwa anak gemuk membutuhkan porsi makan yang lebih banyak agar makanan terasa enak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar